Sabtu, 14 November 2009

Teori evolusi

Garis Besar
Evolusi tidaklah, sebagaimana yang disangka banyak orang, menyatakan bahwa 'manusia berevolusi dari kera'. Evolusi menjelaskan sejarah makhluk hidup, hewan, tumbuhan, fungi, mikroba. Bukti pendukungnya amat banyak dan berasal dari berbagai cabang biologi: hierarki taksonomi sebagaimana ditemukan Linnaeus dan para penerusnya, fosil-fosil yang menunjukkan bahwa kehidupan di masa lalu berbeda bentuknya dengan kehidupan masa sekarang, hingga bukti genetika yang menunjukkan kesamaan antara berbagai makhluk hidup. Kini evolusi bisa dikatakan telah menjadi teori sentral dalam biologi modern -- tak salah bila ahli genetika Theodosius Dobzhansky berkata, "Nothing in biology makes sense except in the light of evolution".

The Art of Communication Skills a la Barack Obama

Beberapa hari lalu, melalui layar CNN, saya menyaksikan debat calon presiden Amerika antara Hillary Clinton dengan Barack Obama. Dan selama hampir dua jam itu, saya terhenyak menyaksikan sebuah parade komunikasi yang amat menggairahkan, inspiratif dan sekaligus sarat dengan pertarungan gagasan nan mengesankan.

Dalam drama komunikasi itu, Barack Obama kiranya kian meneguhkan dirinya sebagai one of the most outstanding communicators on earth. Melalui aura kecerdasan dan keterampilannnya merajut kalimat, penampilan Barack Obama sungguh menawarkan sederet kisah pembelajaran yang amat kaya tentang apa itu manajemen komunikasi. Lalu, apa saja pelajaran tentang the art of communication yang disuguhkan oleh bekas anak Menteng ini? Mari kita nikmati bersama.

Sebelum mengeksplorasi elemen-elemen teknis tentang communication skills yang telah diperagakan oleh Obama, tampaknya ada dua karakter dasar yang sejauh ini amat membantu dirinya menjadi sang komunikator ulung.

Yang pertama adalah ini : Obama adalah seseorang dengan pribadi yang hangat, santun, dan selalu berpenampilan kalem. Ia nyaris tak pernah memperlihatkan sikap agresif dan menujukkan mimik muka yang terkesan “merendahkan” orang lain. Sebaliknya, ia selalu menawarkan aura kehangatan, rasa hormat pada mitra bicara, serta mampu menampilkan sosok yang tenang dan persuasif. Karakter semacam ini tak pelak, telah mampu menumbuhkan simpati orang lain bahkan sebelum ia mengeluarkan sepatah kata pun.

Yang kedua, well, Obama memang orang yang cerdas. Ia lulusan dari Harvard Law School dan bekas Pemred majalah mahasiswa prestisius di kampusnya itu. Dengan kata lain, Obama bukan komunikator asbun, atau hanya pandai beretorika layaknya penjual obat di pinggir jalanan. Obama pandai dan ia sangat menguasai tema-tema yang dibicarakannya. Dan oh ya, dua bukunya yang indah itu, The Audacity of Hope: Thoughts on Reclaiming the American Dream dan Dreams from My Father: A Story of Race and Inheritance dengan jelas juga menunjukkan kapasitas intelektual dia.

Kini kalau kita coba menelisik ketrampilan komunikasi Barack Obama secara lebih detil, maka setidaknya ada 5 elemen pelajaran yang bisa kita petik darinya. Lima elemen itu dalam manajemen komunikasi acap disebut sebagai 5 C : Complete, Concise, Consideration, Clarity, dan Courtesy.

Ranking Perusahaan Terbesar Sedunia

Perusahaan apa saja yang masuk dalam ranking top ten perusahaan terbesar sedunia? Setiap tahun majalah bisnis Fortune mempublikasikan daftar ranking 500 perusahaan terbesar sedunia dilihat dari nilai penjualannya (sales revenue). Mereka menyebutnya sebagai Global-500. Sementara untuk daftar 500 perusahan terbesar se-Amerika, mereka menyebutnya Fortune 500. Daftar perusahaan terbesar se-dunia ini sering menjadi rujukan penting untuk menelisik denyut dan laju perekonomian global. Untuk tahun 2007, ranking top ten perusaaan terbesar sejagat adalah sebagai berikut.

1. Wal-Mart Stores (revenue : Rp 3230 trilyun dan profit bersih Rp 104 trilyun)
2. Exxon Mobil (revenue: Rp 3195 trilyun dan profit bersih Rp 363 trilyun)
3. Royal Dutch Shell (revenue : Rp 2933 trilyun dan profit bersih Rp 234 trilyun)
4. BP (revenue Rp 2524 trilyun dan profit bersih Rp 202 trilyun)
5. General Motors (revenue : Rp 1908 trilyun dan rugi Rp 18 trilyun)
6. Toyota Motors (revenue: Rp 1884 trilyun dan profit bersih Rp 129 trilyun)
7. Chevron (revenue : Rp 1845 trilyun dan profit bersih Rp 158 trilyun)
8. DaimlerChrysler (revenue :Rp 1750 trilyun dan profit bersih Rp 37 trilyun)
9. ConocoPhillips (revenue : Rp 1587 trilyun dan profit bersih Rp 143 trilyun)
10. Total (revenue Rp 1549 trillyun dan profit bersih Rp 136 trilyun)

Yang menduduki peringkat pertama adalah Wal-Mart, sebuah perusahaan retail raksasa yang dalam skala global menjadi rival paling berat bagi Carrefour. Total pendapatannya adalah sebesar……Rp 3230 trilyun (lebih dari tiga kali lipat APBN Indonesia!).

Dari ranking top ten ini terdapat beberapa poin yang layak dicatat. Pertama, dominasi oil companies sangat menonjol. Terdapat enam perusahaan minyak yang menduduki peringkat top ten, mulai dari Exxon, BP, Shell, Chevron (di Indonesia dulu dikenal dengan nama Caltex), hingga ConocoPhillips dan Total. Semua nama ini memiliki usaha di tanah air. Dan akibat bonanza dari harga minyak yang melambung, keenam perusahaan minyak global itu memperoleh profit yang sungguh mencengangkan. Exxon misalnya menangguk profit bersih sebesar Rp 363 trilyun ! (uang sebanyak ini rasanya cukup untuk membangun jalan tol memanjang dari Aceh hingga Papua……).

Catatan kedua adalah menyeruaknya perusahaan Toyota Motor dari Jepang dalam peringkat keenam. Untuk perusahaan otomotif global, sekarang memang Toyota (dengan total penjualan sebesar Rp 1884 trilyun) telah menjadi nomer dua setelah General Motors. Toyota juga jauh meninggalkan DaimlerChrysler (produsen Mercedes Benz) baik dari segi nilai penjualan ataupun dari aspek profit yang dihasilkan. Pada tahun lalu, Toyota Motor menangguk profit bersih sebesar Rp 129 trilyun…..(kalau Anda memiliki mobil bermerk Toyota, nah berarti Anda ikut menyumbang atas pencapaian laba yang amat menggiurkan itu…..). Laba bersih Toyota ini hampir empat kali lipat keuntungan perusahaan Daimler Benz yang “hanya” menangguk profit sebesar Rp 37 trilyun. Ini juga merupakan pertanda kinerja bisnis Toyota jauh lebih impresif dibanding dengan pesaingnya yang dari Jerman itu.

Catatan terakhir, ternyata tidak ada satupun perusahaan Indonesia yang masuk dalam dalam daftar Global - 500 . Perusahaan terbesar di Indonesia yakni Pertamina hanya memiliki nilai penjualan total sebesar Rp 350 trilyun (artinya hanya sekitar sepersepuluh Exxon), dan ini ternyata belum cukup untuk bisa hinggap dalam daftar. Karena itu perusahaan sekelas Astra atau Telkom yang sales revenue-nya hanya berkisar pada angka Rp 60 – 70-an trilyun per tahun – juga masih jauh untuk bisa masuk dalam daftar Global 500. Mungkin pada tahun 2100 baru ada perusahaan Indonesia yang bisa masuk dalam daftar. Namun di tahun itu, kita semua barangkali sudah keburu masuk liang kubur….

Note : Jika Anda ingin mendapatkan file powerpoint presentation mengenai management skills, strategy, marketing dan HR management, silakan datang KESINI

Lima Dimensi Kunci dalam Kecerdasan Sosial

Di suatu pagi yang cerah di sebuah gedung perkantoran yang menjulang, saya bergegas memasuki sebuah lift yang sudah penuh sesak terisi. Terlihat wajah-wajah segar dengan semangat pagi untuk segera menyambut tugas yang sudah menanti. Di dalam lift, semua terdiam, mungkin benak mereka tengah dipenuhi dengan beragam rencana yang hendak didapuk pagi itu. Mendadak – sekonyong-konyong – bau tak sedap merebak di ruang lift yang sempit dan penuh sesak itu. Segera semua penghuni lift menutup hidungnya, ada yang dengan tisu, dengan saputangan, atau dan dengan jari-jarinya.

Saya tak tahu siapa yang di pagi nan cerah itu, di sebuah lift yang penuh sesak, dan dengan tanpa rasa dosa, mengeluarkan gas dengan amat sempurna dari perutnya. Sebuah serangan pagi yang mendadak membuat semangat saya seperti lenyap dilumat oleh bau gas yang amat menyengat. Siapapun orangnya, ia mungkin termasuk golongan orang yang memiliki kecerdasan sosial yang pas-pasan.

Kecerdasan sosial (atau social intelligence) kini tampaknya kian menduduki peran yang amat penting ketika kita hendak membangun sebuah relasi yang produktif nan harmonis. Relasi kita dengan kerabat, dengan tetangga, dengan rekan kerja atau juga dengan atasan mungkin bisa berjalan dengan lebih asyik kalau saja kita mampu mendemonstrasikan sejumlah elemen penting dalam kecerdasan sosial.

Dalam konteks itulah, kehadiran buku bertajuk Social Intelligence : The New Science of Success karya Karl Albrecht ini patut disambut dengan penuh antusiasme (buku yang amat memikat ini telah diterjemahkan ke dalam edisi bahasa Indonesia oleh Penerbit PPM dengan judul Cerdas Bergaul : Kunci Sukses dalam Bisnis dan Masyarakat).

Secara garis besar, Albrecht menyebut adanya lima elemen kunci yang bisa mengasah kecerdasan sosial kita, yang ia singkat menjadi kata SPACE. Kata S merujuk pada kata situational awareness (kesadaran situasional). Makna dari kesadaran ini adalah sebuah kehendak untuk bisa memahami dan peka akan kebutuhan serta hak orang lain. Orang yang tanpa rasa dosa mengeluarkan gas di lift yang penuh sesak itu pastilah bukan tipe orang yang paham akan makna kesadaran situasional. Demikian juga orang yang merokok di ruang ber AC atau yang merokok di ruang terbuka dan menghembuskan asap secara serampangan pada semua orang disekitarnya.

Elemen yang kedua adalah presense (atau kemampuan membawa diri). Bagaimana etika penampilan Anda, tutur kata dan sapa yang Anda bentangkan, gerak tubuh ketika bicara dan mendengarkan adalah sejumlah aspek yang tercakup dalam elemen ini. Setiap orang pasti akan meninggalkan impresi yang berlainan tentang mutu presense yang dihadirkannya. Anda mungkin bisa mengingat siapa rekan atau atasan Anda yang memiliki kualitas presense yang baik dan mana yang buruk.

4 SKILLS TO IMPROVE YOUR CAREER

Kompetisi dalam dunia kerja terus terjadi oleh karena itu kita harus mampu bersaing dengan yang lain agar dapat terus meningkat dalam karir. Seringkali dalam training yang saya adakan saya berkata kepada para peserta bahwa cara terbaik untuk berkompetisi dalam dunia kerja adalah dengan cara meningkatkan kompetensi yang dapat membuat kita terus lebih unggul dari yang lainnya. Tentunya kita tidak cukup cuma ahli di bidang kita melainkan kita juga perlu menguasai keahlian-keahlian lainnya yang dapat mendukung keahlian utama yang sudah dimiliki. Berikut ini ada 4 macam keahlian yang perlu dikuasai untuk mendatangkan peningkatan pada karir kita:

1. Selling Skill
Kemampuan menjual bukan hanya perlu dikuasai oleh para sales tapi juga oleh setiap orang yang ingin meningkat dalam karir. Karena dalam bidang pekerjaan apapun seseorang harus mampu menjual apakah itu suatu produk atau jasa, maupun "menjual diri" sendiri yang mungkin bisa diartikan seperti seorang karyawan menjual kinerjanya pada suatu perusahaan, seorang guru menjual pengetahuan, seorang designer menjual keahliannya. Intinya setiap kita bertanggung jawab penuh untuk menciptakan nilai tambah pribadi yang membuat nilai jual kita semakin tinggi sehingga karir dapat terus melejit.

2. Interpersonal Skill
Keahlian membangun hubungan dan berinteraksi dengan orang lain sangat dibutuhkan untuk meningkat dalam karir. Karena dalam dunia kerja hampir tiga perempat waktu yang kita habiskan berhubungan dengan orang banyak seperti customer, supplier, atasan, rekan kerja, bawahan. Makanya tidak heran sejumlah studi ilmiah menyimpulkan 85% kunci sukses ditentukan bukan dari keahlian atau keterampilan teknis saja melainkan kemahiran dalam menjalin hubungan baik dengan orang lain. Kemampuan membina hubungan akan sangat menolong kita dalam hal kerjasama tim, membangun networking, memenangkan hati pelanggan, dan disukai banyak orang.

3. Communication Skill
Kemampuan berkomunikasi adalah suatu alat yang penting untuk meraih kemajuan dalam karir. Fakta menunjukkan bahwa kemampuan anda mencapai tujuan sangat dipengaruhi pada kemampuan anda dalam berkomunikasi dan mempengaruhi orang lain. Keahlian ini dapat terus dilatih dan dikembangkan agar kita dapat menjadi komunikator yang handal sehingga kita dapat dengan efektif menyampaikan ide-ide, mempresentasikan suatu proyek, mengkomunikasikan manfaat suatu produk atau jasa yang akan menentukan suatu penjualan.

4. Learning Skill
Kita hidup di era informasi yang mana suatu informasi dapat diakses secara mudah dengan berbagai sarana. Beberapa informasi tertentu dapat menjadi sangat berharga yang mendatangkan berbagai keuntungan. Hal inilah yang harusnya mendorong kita untuk terus menyerap sebanyak mungkin informasi yang dibutuhkan sesuai bidang kita melalui seminar, koran, internet, membaca buku bahkan belajar dari para praktisi dan ahlinya. Proses ini menuntut pembelajaran yang efektif agar kita tidak ketinggalan dengan yang lain, selain itu juga kita harus mampu menyeleksi dan mengolah informasi yang kita serap agar selalu relevan dengan diri kita. Peningkatan pengetahuan selalu diikuti dengan peningkatan kompetensi lalu diikuti dengan peningkatan karir.

Apabila anda serius ingin meningkatkan karir, maka mulai investasikan waktu anda untuk mempelajari keahlian-keahlian tersebut dan anda akan lihat hasilnya yang mendatangkan banyak manfaat.

4 SKILLS TO IMPROVE YOUR CAREER

Kompetisi dalam dunia kerja terus terjadi oleh karena itu kita harus mampu bersaing dengan yang lain agar dapat terus meningkat dalam karir. Seringkali dalam training yang saya adakan saya berkata kepada para peserta bahwa cara terbaik untuk berkompetisi dalam dunia kerja adalah dengan cara meningkatkan kompetensi yang dapat membuat kita terus lebih unggul dari yang lainnya. Tentunya kita tidak cukup cuma ahli di bidang kita melainkan kita juga perlu menguasai keahlian-keahlian lainnya yang dapat mendukung keahlian utama yang sudah dimiliki. Berikut ini ada 4 macam keahlian yang perlu dikuasai untuk mendatangkan peningkatan pada karir kita:

1. Selling Skill
Kemampuan menjual bukan hanya perlu dikuasai oleh para sales tapi juga oleh setiap orang yang ingin meningkat dalam karir. Karena dalam bidang pekerjaan apapun seseorang harus mampu menjual apakah itu suatu produk atau jasa, maupun "menjual diri" sendiri yang mungkin bisa diartikan seperti seorang karyawan menjual kinerjanya pada suatu perusahaan, seorang guru menjual pengetahuan, seorang designer menjual keahliannya. Intinya setiap kita bertanggung jawab penuh untuk menciptakan nilai tambah pribadi yang membuat nilai jual kita semakin tinggi sehingga karir dapat terus melejit.

2. Interpersonal Skill
Keahlian membangun hubungan dan berinteraksi dengan orang lain sangat dibutuhkan untuk meningkat dalam karir. Karena dalam dunia kerja hampir tiga perempat waktu yang kita habiskan berhubungan dengan orang banyak seperti customer, supplier, atasan, rekan kerja, bawahan. Makanya tidak heran sejumlah studi ilmiah menyimpulkan 85% kunci sukses ditentukan bukan dari keahlian atau keterampilan teknis saja melainkan kemahiran dalam menjalin hubungan baik dengan orang lain. Kemampuan membina hubungan akan sangat menolong kita dalam hal kerjasama tim, membangun networking, memenangkan hati pelanggan, dan disukai banyak orang.

3. Communication Skill
Kemampuan berkomunikasi adalah suatu alat yang penting untuk meraih kemajuan dalam karir. Fakta menunjukkan bahwa kemampuan anda mencapai tujuan sangat dipengaruhi pada kemampuan anda dalam berkomunikasi dan mempengaruhi orang lain. Keahlian ini dapat terus dilatih dan dikembangkan agar kita dapat menjadi komunikator yang handal sehingga kita dapat dengan efektif menyampaikan ide-ide, mempresentasikan suatu proyek, mengkomunikasikan manfaat suatu produk atau jasa yang akan menentukan suatu penjualan.

4. Learning Skill
Kita hidup di era informasi yang mana suatu informasi dapat diakses secara mudah dengan berbagai sarana. Beberapa informasi tertentu dapat menjadi sangat berharga yang mendatangkan berbagai keuntungan. Hal inilah yang harusnya mendorong kita untuk terus menyerap sebanyak mungkin informasi yang dibutuhkan sesuai bidang kita melalui seminar, koran, internet, membaca buku bahkan belajar dari para praktisi dan ahlinya. Proses ini menuntut pembelajaran yang efektif agar kita tidak ketinggalan dengan yang lain, selain itu juga kita harus mampu menyeleksi dan mengolah informasi yang kita serap agar selalu relevan dengan diri kita. Peningkatan pengetahuan selalu diikuti dengan peningkatan kompetensi lalu diikuti dengan peningkatan karir.

Apabila anda serius ingin meningkatkan karir, maka mulai investasikan waktu anda untuk mempelajari keahlian-keahlian tersebut dan anda akan lihat hasilnya yang mendatangkan banyak manfaat.

3 jenis training Need analisis

Proses pelatihan akan berjalan lebih optimal jika diawali dengan analisa kebutuhan training yang tepat. Dalam hal ini terdapat tigas jenis analisa kebutuhan training atau training need analysis yang bisa di-eksplorasi, yakni : task-based analysis, person-based analysis, dan organizational-based analysis. Mari kita mendiskusikannya secara lebih detil.

Task Analysis
Analis yang berfokus pada kebutuhan tugas yang dibebankan pada satu posisi tertentu. Tugas dan tanggungjawab posisi ini dianalisa untuk diketahui jenis ketrampilan apa yang dibutuhkan. Dari sini, kemudian dapat ditentukan jenis training semacam apa yang diperlukan. Jadi dalam analisa ini, yang menjadi fokus adalah tugas posisi, bukan orang yang memegang posisi tersebut.

Melalui metode task analysis ini, kita kemudian bisa menyusun semacam kurikulum pelatihan yang bersifat standard dan terpadu. Artinya, melalui analisa tugas dan spesifikasi yang dibutuhkan oleh setiap posisi, maka kita kemudian bisa merumuskan jenis-jenis pelatihan tertentu untuk setiap posisi tersebut. Beragam jenis pelatihan ini kemudian distandardkan dan menjadi pelatihan yang wajib diikuti oleh setiap orang yang menduduki posisi tersebut.

Person Analysis
Analis yang berfokus pada level kompetensi orang yang memegang posisi tertentu. Analisa ditujukan untuk mengetahui kekurangan dan area pengembangan yang dibutuhkan oleh orang tersebut. Dari sini, kemudian dapat disusun jenis training apa saja yang diperlukan untuk orang tersebut.

Dalam analisa ini biasanya telah ditetapkan beragam jenis kompetensi dan juga standar level kompetensi yang diperlukan untuk suatu posisi tertentu. Misal, untuk posisi manajer diperlukan penguasaan terhadap 8 jenis kompetensi (misal, kompetensi leadership, communication skills, dll). Kemudian juga telah ditetapkan, bagi para manajer maka standard level untuk ke-8 jenis kompetensi itu adalah 5 (dari skala 1 – 5). Langkah berikutnya adalah para manajer akan di-ases untuk melihat level kompetensi-nya, apakah ia sudah berada pada level 5 untuk semua jenis kompetensi itu atau belum. Jika belum, pada jenis kompetensi apa saja. Misal, ia masih perlu perbaikan dalam kompetensi communication skills. Maka bagi yang bersangkutan diberikan training mengenai communication skills.

Organizational Analysis
Analisa kebutuhan pelatihan yang didasarkan pada kebutuhan strategis perusahaan dalam merespon dinamika bisnis masa depan. Kebutuhan strategis perusahaan dirumuskan dengan mengacu pada dua elemen pokok :
• Corporate Strategy
• Corporate Values

Sebagai misal, sebuah bank akan lebih agresif untuk memasuki pasar usaha kecil dan menengah. Untuk itu diperlukan keahlian dalam membidik pasar UKM. Disini pihak pengelola training bisa merancang serangkaian training yang ditujukan untuk membekali para bankirnya dengan kemampuan teknis mengenai UKM.

Contoh lain, sebuah perusahaan memiliki budaya perusahaan dimana salah satu elemen values yang ingin dikembangkan adalah customer focus. Berdasar ini maka pihak pengelola training bisa merancang program pelatihan customer service, dan mewajibkan segenap karyawan pada semua level untuk mengikuti program pelatihan ini.

Jika Anda ingin mendapatkan slide powerpoint presentasi mengenai Training Need Analysis, silakan klik DISINI

My life

Foto saya
Saya hanyalah murid pelajar Biasa yang mempunyai cita cita biasa dan impian yang biasa saja